Cerita pendek "pukul rata"
Ini cerita pendek yang saya beri judul pukul rata tentang tiga sahabat yang baru saja dapat pekerjaan, baca saja buat penghilang stress.
Pada saat di kampung mereka tidak ada kerjaan, Palui dan dua kawannya sempat ikut melamar jadi petugas keamanan di pasar kecamatan. Rupanya karena panitia penerimaan kasihan melihat mereka lontang - lantung tidak ada kerjaan lalu di terima lah mereka sebagai tenaga lepas percobaan.
"Aku tidak paham Lui mendengar tenaga lepas percobaan, karena biasanya bila kita mau bekerja dan di terima lalu di tempatkan sebagai tenaga honor, tenaga percobaan atau tenaga magang," kata Tulamak.
"Kita ini sudah sepantasnya di bilang sebagai tenaga lepas percobaan malah untung tidak rugi, karena tidak di ikat dan setiap saat bisa keluar dari kerjaan ini," kata Palui.
"Selain enak keluar, enak juga di keluarkan orang," Kata Garbus.
"Kalau istilah tenaga lepas percobaan itu artinya tidak di ikat maka kita ini bisa jadi sekehendak orang. Dan bisa juga kerja tidak di gajih, alias sukarela gotong royong," kata Tulamak.
"Kalau seperti itu pantas saja Palui agak malas - malasan bila bertugas karena tidak pasti mendapat gajih," kata Garbus.
"Maka dari itu pintar - pintar lah mencari, bila kita baik terhadap orang lain pasti akan ada saja rezekinya," kata Palui.
"Tapi kemari para penjual telur mengadu di kepala desa melaporkan Palui karena dia bertugas terlalu kejam benar dan pemarah, menyuruh pergi para penjual telur di emperan toko," kata Tulamak.
"Benar begitu lah Lui..?" Kata Garbus.
"Sebenarnya aku tidak terlalu keras tapi demi kedisiplinan terpaksa aku bertindak karena para pedagang itu menutup jalan orang, lalulintas macet. Makanya aku tawar - menawar sama pedagan telur itu. Karena dia tidak mau pergi terpaksa aku pakai jurus kekerasan, ku tawar telurnya mau aku beli, berapa harganya pukul rata besar kecil," kata Palui bercerita.
"Kamu kepintaran Lui.. ngomong mau membeli segala, coba ngomong minta saja Lui," kata Garbus mengejek.
"Aku marah karena para penjual mengejek, mereka bilang aku tidak mungkin bisa membeli telur karena tidak punya uang, karena tidak tahan lagi menahan marah ku, lalu betul - betul ku pukul rata." Kata Palui merasa menang.
"Pukul rata seperti apa itu Lui..?" Kata Tulamak.
"Pokoknya...jualan telurnya ku pukul rata, remuk semuanya," kata Palui.
"Oooooo.... Jadi pukul rata, di pukuli sampai pecah dan hacur semua telurnya, ku kira tadi pukul rada di beli," kata Garbus.
"Sudah nasib ku Bus jadi pegawai lepas percobaan makanya siap di lepas karena gajih nya pun tidak cukup untuk hidup sendiri apa lagi sama anak istri," kata Palui merasa puas.
Ya, itu lah cerita pukul rata nya...!
Category: Short story
:))